Langsung ke konten utama

CELOTEH SANG DWIJA





              Tak terasa suasana di masa pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama 2 bulan lebih. Dalam berbagai lini kehidupan, pengaruhnya sungguh luar biasa dan tak terduga. Termasuk pula dalam dunia pendidikan. Berbagai arahan dan kebijakan ditetapkan Kemendikbud, yang kemudian ditindaklanjuti oleh instansi di bawahnya agar proses pembelajaran di masing-masing satuan pendidikan tetap dapat berjalan lancar sesuai harapan, serta dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam suasana seperti ini. Diantaranya adalah kebijakan melaksanakan pembelajaran daring

            Namun tak dapat dihindari bahwa di lapangan hal tersebut menemui banyak kendala. Tidak hanya di pihak guru, peserta didik, orang tua, tapi juga semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan. Tampak beberapa tidak siap dengan kondisi, tanggung jawab, dan perlengkapan/piranti yang dibutuhkan agar peserta didik tetap dapat belajar di rumah dan berprestasi. Keluhan guru yang kurang menguasai IT, kondisi peserta didik yang belum terbiasa belajar di rumah tanpa tatap muka langsung dengan gurunya, kemampuan orang tua dalam memberi perhatian dan bimbingan belajar putra-putrinya, koordinasi antarwarga sekolah yang berbeda dari biasanya, dan lain-lain.

            Sebenarnya jika kita mau mencermati fenomena yang ada tersebut, kita akan menemukan permasalahan di dalamnya. Ada hal yang perlu kita pahami dan ketahui agar suasana belajar dalam pandemi Covid-19 tetap dapat berjalan lancar walaupun melalui moda daring dan dengan kondisi yang serba mendadak serta terbatas. Menurut penulis permasalahan itu adalah bagaimana kemampuan segenap pihak yang ada dalam dunia pendidikan dalam memahami hikmah yang ada dalam kondisi ini, sehingga akan mendorong timbulnya rasa syukur yang dapat memotivasi kita untuk lebih kreatif, hingga akhirnya akan tumbuh kuat komitmen untuk dapat menyukseskan pelakasanaan pendidikan dalam kondisi makin merebaknya corona. Stay at home, learn at home, work from home sebagai satu kebijakan yang harus kita laksanakan akan dapat berjalan sesuai harapan dan memberi manfaat yang besar bagi kemajuan prestasi peserta didik dan dunia pendidikan.

            Mendikbud Nadiem Makarim mensosialisasikan tujuh tip/strategi bagi pengajar di tengah pandemi Covid-19, dan guru sebaiknya memahami serta menerapkannya dengan penuh rasa tanggung jawab, inovatif, dan kreatif. Juru bicara pemerintah dalam penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meminta masyrakat untuk tidak membuat berita-berita hoaxs serta tidak mudah percaya pada berita-berita yang tidak jelas asal-usulnya. Karena hal ini akan berakibat pada kepanikan. Ketakutan dan melemahnya daya imun kita. Seorang tokoh ulama muda (Gus Nadir) menyatakan bahwa pandemi Covid-19 ini membawa hikmah yang luar biasa, baik bagi lingkungan dan alam semesta, hubungan antaranggota keluarga, perbaikan niat ibadah seseorang, meniscayakan kesabaran, dan rasa syukur.


Judul Buku: Celoteh Sang Dwija

 Penulis: Dra. Fety Susilawatie, M.Pd.  

Ukuran/Tebal: A5/122 Halaman

Penerbit: Cipta Pustaka Utama

Cetakan Pertama: Desember 2022

Harga: Rp 75.000


Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.