Langsung ke konten utama

Empat Gerakan Pulihkan Pendidikan Dan Atasi Lost Learning


Pada masa Pandemi Covid 19 pada awal Maret 2020 lalu, pembelajaran di sekolah dilaksa-nakan secara Daring (dalam jaringan) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pada pembelajaran Daring atau PJJ, tak dapat dipungkiri menimbulkan lost learning sehingga efektivitas hasil pembelajaran terhadap peserta didik kurang maksimal karena hilangnya beberapa aspek pembelajaran.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwinda Nur Baety dan Dadang Rahman Munandar (2021) efektivitas pembelajran Daring hanya berada pada  kisaran 37 % saja. Dari 118 responden penelitiannya,  63 % menyampaikan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring belum efektif.

[1]Alhamdulillah, sejak pertengahan Oktober 2021 yang lalu 32 daerah di Jawa Timur termasuk Kabupaten Pasuruan ditetapkan berada pada Level 1 dalam Pemberlakukan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga dimungkinkan sekolah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).[2] 

Pelaksanaan PTMT ini saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya yang menutupi  lost learning selama pembelajaran PJJ, meski harus ngos-ngosan mengisi dua sesi pembelajaran ganjil-genap setiap harinya karena peserta didiknya hanya diperkenankan masuk separuh saja.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan praktik baik (best practice) yang telah saya lakukan sebagai guru sejak dimulainya PJJ sampai awal PTMT dengan judul “Empat Gerakan Pulihkan Keadaan Pendidikan dan Atasi Lost Learning”. Ada pepatah Arab yang menyebutkan “Taharruk fainna fil harokati barokatun”. Artinya, “Bergeraklah karena dalam bergerak itu ada keberkahan.”

Sebagai seorang guru marilah kita sama-sama bergerak membenahi pendidikan di Indonesia yang mengalami lost learning atau kehilangan pembelajaran akibat Pandemi Covid 19. Terlebih lagi apabila bergerak kita itu dari dalam hati yang dilandasi dengan keikhlasan untuk membenahi keadaan pendidikan, maka pengaruhnya akan sampai ke dalam hati para peserta didik.

Pertama, melaksanakan pembelajaran Daring atau PJJ sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sesuai dengan tupoksi saya sebagai seorang guru, seusai shalat subuh saya menyiapkan materi pembelajaran dan tugas yang akan saya berikan kepada para peserta didik. Setelah itu, melalui aplikasi Telegram Web saya persiapkan schedule atau jadwal pengiriman  materi dan tugas PJJ kepada para peserta didik, melakukan penilaiaian terhadap hasil kerja siswa dan memberikan evaluasi secara Daring terhadap hasil belajar.

Kedua, mengingat banyak waktu luang yang tersedia selama PJJ, saya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya berkarya dengan menulis dan menerbitkan beberapa buku. Selama PJJ sampai awal PTMT, telah saya menerbitkan 5 judul buku ber-ISBN. Di antara buku-buku yang terbit, saya berusaha menyuguhkan alternatif untuk meningkatkan imunitas pembaca dengan menghadirkan dua karya yang menyegarkan jiwa dengan humor—humor sufistik yaitu Keriangan Beragama dan Kiai Nawawi Abdul Djalil dan Malaikat Maut. Berikut daftar karya buku yang telah terbit selama masa Pandemi Covid 19 dan awal PTMT:



[1] www.edukatif.org

 [2] www.m.liputan6.com

 

Oleh Mokh. Syaiful Bakhri, S. Sos | Guru Sosiologi di SMAN 1 Gondangwetan Kabupaten Pasuruan



Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.